top of page
Search

Post #13: 3 Step Membangun Habit Sukses

Updated: Dec 28, 2018



Kita semua di lahirkan dengan instinct, bukan habit (kebiasaan). Bayi baru lahir sudah bisa menghisap puting susu (atau dot botol) karena ia punya instinct kuat untuk survive dengan minum susu. Kita membangun kebiasaan-kebiasaan kita beberapa tahun setelah kita tiba di bumi ini. Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan kita itu bukan lah kualitas yang sudah pre-installed (seperti apps di smartphone Samsung misal nya). Karena kita belajar (learned) semua habit kita dalam satu kurun waktu, kita juga bisa mengganti habit (unlearned) kita dalam satu kurun waktu. Kita tidak perlu "stuck" dengan habit kita. Kita bisa belajar habit baru.



Ilmuwan menemukan, kita membutuhkan 21 hari untuk membentuk sebuah habit. Hanya 3 minggu saja. Misalnya: kalau anda ingin lebih langsing, anda butuh minimal 21 hari untuk membangun kebiasaan pola makan baru. Tapi untuk menjadikan habit baru anda ini menjadi sebuah lifestyle (gaya hidup), anda butuh 90 hari secara konsisten mempraktekan habit baru anda.


Kalau kita cukup sering melakukan nya, aktifitas apa pun bisa menjadi otomatis. Saya ingat waktu saya mulai belajar menyetir mobil manual 23 tahun lalu. Di awal-awal, seperti nya ada begitu banyak hal yang saya perlu perhatikan: spion kiri, spion kanan, spion tengah, lampu sen, kopling, gigi, setir, speedometer, rambu jalanan dan sebagai nya. Saya stress harus mengingat urut-urutan hal yang harus saya lakukan untuk menggerakkan mobil saya tanpa membahayakan diri saya sendiri dan orang lain. Sangat sulit relax selama menyetir. Otak saya tegang memikirkan apa yang harus saya lakukan, apa yang harus saya lihat dan perhatikan. Saya tidak bisa ngobrol dengan orang lain. Semua perhatian saya harus saya focus kan pada step-step menjalankan, menghentikan, dan me markir mobil. Tapi setelah saya cukup mahir menyetir mobil, saya tidak memikirkan lagi hal-hal diatas. Semua nya berjalan otomatis dan saya bisa merasa relax dan bisa bercakap cakap dengan orang lain dalam mobil saya. Menyetir mobil menjadi hal yang subconscious (alam bawah sadar).


Orang-orang yang mahir menyetir mobil bukan lah orang-orang special. Mereka adalah orang-orang yang mau belajar, mau latihan dan mau membangun habit menyetir hingga mahir. Kalau kita mengikuti step-step nya, kita semua pasti bisa menyetir mobil, masak, mengetik tanpa melihat keyboard, main piano dan sebagai nya. Ternyata 99% hal yang kita kerjakan dalam hidup ini, kita kerjakan tanpa berpikir. Kita seperti nya mimpi berjalan sambil gosok gigi, minum dan makan, tidur, bangun tidur, berjalan, dan sebagai nya. Hal-hal ini adalah habits kita yang kita bangun tanpa sadar selama bertahun tahun.


Demikian hal nya dengan orang-orang sukses juga bukan lah mereka yang lebih superior secara bakat dan inteligen. Mereka umum nya adalah orang-orang biasa yang memiliki habit yang luar biasa yang menjadikan mereka lebih berpengatahuan, lebih punya skill, lebih punya koneksi, lebih punya kompetensi, dan lebih siap menerima opportunity yang datang mengetuk pintu mereka. Ada step-step nya membangun habit untuk menjadi sukses di area apapun dalam hidup ini, bukan hanya sukses secara financial. Kita bisa mengkondisikan diri kita punya habit orang-orang sukses.


Berikut adalah step-step nya membangun habit baru. Apa pun itu. Mungkin anda butuh habit baru untuk meningkatkan hubungan anda dengan pasangan anda, atau mungkin anda butuh habit baru untuk jadi lebih sehat dan langsing, atau anda butuh habit baru untuk meningkatkan penghasilan anda, dan sebagai nya. Step-step nya tetap sama. Yaitu...


1. Keluar dan pola pikir instant


Ganti pola pikir anda dari kepuasan instant. Sukses dalam bidang apa pun tidak ada yang instant. Segala sesuatu ada process nya dan di mulai dari langkah pertama. Kunci nya bukan di melakukan hal-hal yang besar. Justru sebaliknya, anda cukup melakukan hal-hal kecil yang seperti nya tidak berarti dan lakukan dengan konsisten.


Contoh nya: kalau anda ingin bisa menyelesaikan lari marathon 42km, jangan memulai dengan berlari 10km, atau bahkan 5km. Kalau anda tidak pernah lari sebelum nya dan langsung ingin lari 10km, anda pasti akan gagal, frustasi, dan merasa tidak berbakat lari. Lari marathon bukan urusan bakat, tapi adalah urusan ketahanan fisik yang harus di latih. Mulai lah berlatih dengan berjalan 1 blok seputar perumahan anda. Mungkin 1 blok itu 500-1000 meter saja. Pasti bisa bukan? Lakukan dengan konsisten 3x seminggu. Lalu minggu depan, jogging santai 500-1000 meter. Seminggu kemudian tambah kan 500 meter jogging santai anda. Terus tambahkan 500 meter setiap 1 minggu. Kalau anda lakukan ini degan konsisten, dalam waktu 52 minggu (1 tahun) anda sudah mampu berlari non-stop 26km, lebih dari separuh marathon.


Masalah terbesar di awal membangun habit baru adalah tidak ada nya progress apalagi reward yang kelihatan. Waktu anda merubah pola makan anda, lingkar pinggang anda tidak akan kelihatan berubah hingga beberapa minggu kedepan. Waktu anda merubah pola kerja anda, income anda belum berubah hingga ber bulan bulan kedepan. Waktu anda mengangkat beban di gym, otot anda tidak ada perubahan selama berminggu minggu.


2. Lupakan motivasi. Temukan WHY nya anda.


Apa yang muncul di benak anda waktu mendengar kata motivasi? Bonus, incentive, liburan gratis?. Pada kenyataan nya, motivasi adalah hal yang ilusif. Incentive yang sama tidak memotivasi semua orang dengan tingkat intensitas yang sama. Sebagian orang seperti nya punya lebih banyak will power (keinginan, hasrat) dibanding kan orang lain. Jadi apakah will power itu kunci dari motivasi?


Di awal January setiap tahun, jumlah member di gym dan fitness center meningkat. Members ini adalah mereka yang termotivasi menjadi lebih sehat dan langsing karena resolusi awal tahun baru nya. Mereka seperti nya punya dorongan nya, disiplin nya, dan self control nya. Tapi di bulan Maret, hampir semua orang yang termotivasi ini berhenti menjadi member fitness center karena will power nya sudah menguap. Kemana lari nya will power mereka? Mengapa ada sebagian (kecil) orang yang terus rajin berolah raga di fitness center selama bertahun tahun? Apakah karena mereka ini orang-orang special dengan will power yang luar biasa?


Ternyata semua orang selalu termotivasi. Hanya saja, sering kali mereka tidak termotivasi di jalur yang membawa mereka mencapai goal mereka. Kalau ada karyawan yang datang ke meeting dan tidak memberikan perhatian penuh pada apa yang sedang di bahas tapi texting terus menerus, mereka itu termotivasi. Tapi, mereka tidak termotivasi mendengarkan topic yang sedang di bahas.


Contoh lain: anak-anak kita kadang malas belajar sebelum ulangan dan memilih bermain game. Mereka sangat punya motivasi. Tapi motivasi nya bukan lah di belajar mata pelajaran nya.


Kita mengerti sekarang, semua orang itu termotivasi. Pertanyaan yang benar bukan lah "if", tapi "why". Mengapa mereka termotivasi pada sesuatu? Untuk memotivasi diri kita, kita perlu berubah dari mengandalkan will power ke mengandal kan why power kita.


WHY Power


Coba bayangkan ilustrasi berikut ini Kalau anda di berikan incentive 500 ribu rupiah untuk berjalan diatas sebuah balok baja yang terbentang diatas selokan selebar 50 cm, apakah anda akan melakukan nya? Kemungkinan besar 99% dari anda akan melakukan nya. Easy money. Tapi bayangkan, kalau anda di berikan 500 ribu rupiah yang sama untuk anda berjalan diatas balok baja yang sama, tapi kali ini balok nya menghubungkan dua gedung di lantai 30 yang berjarak 10 meter. Apakah anda akan melakukan nya? Kecuali anda adalah seorang akrobat professional, 99.99% dari anda pasti tidak akan melakukan nya.


Tapi sekarang bayangkan kalau di gedung seberang yang terhubung balok baja itu di lantai 30 itu terjadi kebakaran di lantai 29. Dan anak tunggal anda yang berusia 5 tahun di lantai 30 yang sedang berteriak minta tolong. Apakah anda akan berusaha menyeberangi balok baja tersebut untuk menyelamatkan nyawa anak anda? Tentu saja ya! 500 ribu atau tanpa 500 ribu!


Apa beda nya ke tida skenario diatas? Beda nya adalah di WHY nya, alasan mengapa nya. Tanpa why yang besar, dorongan kita untuk mendapatkan incentive apa pun juga tidak besar. Tapi kalau Why kita besar, maka tanpa incentive pun kita akan melakukan apa yang harus kita lakukan. Jadi bagaimana mengaplikasi kan prinsip ini dalam hidup kita? Kita perlu menemukan why power kita. Apa yang menjadi dasar dari motivasi kita. Why power jauh lebih powerful dari pada will power dan akan terus membara untuk jangka waktu yang lama.


Mana yang lebih kuat dari 2 pilihan di bawah ini, A atau B?


A: saya ingin bisa pakai celana jeans saya sebelum menikah

B: saya harus menjaga gula darah saya di bawah 100 dengan menghindari makanan dan minuman manis agar ginjal saya tidak rusak.


A: saya ingin penghasilan saya naik 2x lipat supaya saya bisa jalan-jalan ke Jepang.

B: saya ingin bisa membiayai ibu saya yang menderita kesakitan di lutut nya operasi tulang lutut agar ia bisa berjalan normal kembali.


A: saya ingin nonton film terbaru weekend mendatang bersama pasangan saya.

B: saya ingin anak-anak saya menginginkan hubungan pernikahan mereka nanti nya seperti hubungan saya dan pasangan saya.


Mungkin anda sudah bisa membedakan beda motivasi dasar dari pilihan "A" dan "B". Ya benar, "A" adalah Will Power, dan "B" adalah Why Power.


Mengerti beda nya A dan B akan mentransform hidup anda. Anda mau berhenti dari habit buruk dalam hidup anda, seperti merokok misal nya? Percuma melawan habit anda dengan menyangkal keinginan anda. Semakin anda melawan nya, semakin sering anda memikirkan nya, dan semakin kuat keinginan anda.


Mengetahui Why anda melakukan sesuatu jauh lebih penting daripada perasaan "seharusnya" anda melakukan sesuatu. Why anda sangat mengikat anda secara emosional, membuat anda terjaga di malam hari, menari waktu anda membayangkan goal anda tercapai, dan di saat yang sama membuat anda menangis kalau hal itu tidak tercapai. Tanpa Why Power, anda akan terlalu mudah menyerah. Kalau anda sering merasa bosan, terus merasa gagal dan mudah menyerah, mungkin anda belum menemukan Why Power anda. Temukan Why anda dan kejar goal anda seperti ilustrasi balok baja diatas. Cari alasan di yang melampaui uang dan harta benda. Uang bukanlah alasan yang cukup kuat untuk me recruit hati dan jiwa anda.


3. Set Goal


Setelah anda menemukan why anda, saat nya anda set goal apa yang anda ingin capai dalam waktu kurun waktu tertentu. Detail cara set goal dapat anda baca di sini. Waktu anda sudah men set goal anda, ganti pertanyaan anda dari "apa yang saya harus lakukan untuk mencapai goal in?" menjadi "orang seperti apa saya harus jadi nya untuk mencapai ini?" atau "who do I need to become?". Tujuan goal setting bukan lah hanya untuk mencapai nya, tapi untuk menjadi kan kita versi diri kita yang lebih baik, lebih sehat, lebih kaya, lebih menarik, lebih berdampak.


You will never change your life until you change something you do daily.

John Maxwell




 
 
 

Comments


bottom of page