top of page
Search

Post #17: Rahasia Naik Tangga 102 Lantai

Updated: Jan 11, 2019


Anda pernah naik tangga ruko 4 lantai? Berapa cepat anda tiba di lantai 4? Apakah paha anda terasa penat, jantung anda terasa berdebar lebih cepat, nafas anda lebih terengah engah, dan tubuh anda berkeringat?

Empire State Building, New York, USA

Coba perhatikan gedung pencakar langit di foto diatas. Perhatikan gedung yang paling tinggi. Gedung itu bernama Empire State Building. Tinggi nya 381 meter, 102 lantai, 1,576 anak tangga. Tangga nya punya sudut kemiringan 65 derajat. Setiap tahun nya ada perlombaan lomba sprint menaiki tangga Empire State Building, dari lobby hingga ke lantai 102. Jenis lomba ini juga disebut vertical sprint. Coba bayangkan anda berdiri di lobby gedung ini dan mendongak keatas untuk melihat ke lantai 102. Sebuah goal yang mengerikan bukan? Sebuah proces yang kita tahu akan menyengsarakan bukan?



Tapi berbeda dengan lomba marathon pada umum nya yang banyak penonton yang memberikan semangat pada peserta lomba, pemandangan yang berbeda beda sepanjang lomba, lomba naik tangga ini tidak ada penonton nya yang memberikan semangat, dan tidak ada pemandangan yang menarik di ruang tangga darurat. Suhu nya agak panas dan sumpek karena kurang ventilasi. Dari 5000 orang yang mendaftar untuk ikut lomba, hanya 500 yang berlomba. Setiap tahun, semua peserta menyelesaikan lomba dengan catatan waktu rata-rata 30 menit. Tapi rekor nya ..... 11 menit 23 detik (wanita), 9 menit 33 detik (pria). WOW!


Mendengarkan nya membuat kita mesmerized. Terpana. Otak beku. Tidak mau coba bukan?


Coba bayangkan apa goal besar dalam hidup anda? Bayangkan goal anda itu ibaratnya seperti berdiri memandang keindahan kota New York dari lantai 102. Goal itu seperti nya keren, menantang, bombastis. Sekarang bayangkan untuk mencapai lantai 102, anda harus naik 1576 anak tangga dan tidak boleh pakai lift gedung Empire State Building. Melihat tangga itu saja sudah membuat anda lelah. Bagaimana bisa naik 1576 anak tangga? Pegal sekali, tidak mungkin. Melihat goal seperti itu akan membuat otak beku. Bukan nya take action, malah inaction (tidak mengambil action).


Berikut adalah 3 pengalaman observasi pribadi saya:


  • Waktu putra saya berusia 8 tahun, saya punya dorongan untuk melatih dia untuk melakukan pushup. Saya ajarkan dia untuk pushup dengan memberikan contoh2, dan teori2. Saya ceritakan bagaimana saya ber-progres dari sama sekali tidak bisa pushup, menjadi bisa melakukan 30x pushup, dan bahkan bisa pushup dengan beban pemberat di punggung saya hingga 15 kg. Saya ceritakan bagaimana saya bisa melakukan diamond pushup hingga 100x. Apakah cerita-cerita "pencapaian" saya itu membantu menginspirasi anak saya untuk bisa pushup? Apakah itu membantu? To my surprise: sama sekali tidak!. Anak saya mencoba pushup pertamanya dan gagal. Waktu dia "mendongak" melihat kemampuan ayahnya (saya), dia mogok mencoba. Anak saya berhenti mencoba pushup lagi karena dia terpana waktu melihat gap yang begitu besar di antara dia dan ayahnya. Anak saya ibarat nya masih di lobby dan saya sudah di lantai 102. (Akhirnya di usia 12 tahun, anak saya mahir melakukan pushup dengan sempurna 5 set 7 repetisi atau 35x).

  • Di usia 7 tahun, putri saya pertama kali belajar memainkan lagu karangan Chopin. Sonata sonata karangan Chopin terdengar merdu tapi terlihat sangat sulit di mainkan kalau kita melihat partiturnya (music score). Notes nya tampak seperti toge kusut yang mengerikan. Bagi orang awam, music score lagu Chopin seperti nya membutuhkan 20 jari untuk memainkannya. Untuk menginspirasi anak saya, saya menyodorkan video YouTube para pemain piano dunia seperti Horowitz, Lang-Lang, Yundi Li memainkan lagu Chopin. Di Youtube, para maestro piano kelas dunia ini seakan-akan memainkan lagu-lagu itu dengan sempura, santai, mengalir tanpa usaha, dan bahkan tanpa perlu membuka mata dan hanya menggunakan 10 jari saja!. Hal ini membuat otak anak saya beku beberapa lama nya!. (Tapi akhir nya, di usia 12 tahun, putri saya mahir memainkan lagu lagu Chopin, Bach, Mozart, Beethoven dan sebagainya).

  • Putri saya pernah ikut pertandingan spelling bee (lomba mengeja kata kata bahasa Inggris). Anak saya harus menghafalkan 1,000 kata-kata yang aneh aneh yang terdiri dari 5-10 huruf beserta artinya. Bayangkan, menghafalkan 1000 kata acak yang tidak ada hubungan nya satu dengan lain nya. Bukan seperti menghafal cerpen yang terdiri dari 1000 kata. Di berikan waktu 3 bulan untuk menghafalkan nya. Melihat list kata-kata itu saja sudah menjadi lelah bukan? (Putri saya menang medali emas di lomba itu).

Demikian hal nya dalam dunia bisnis, saya terpana waktu saya dengar cerita seorang ibu rumah tangga sederhana menjual 24 produk yang masing-masing seharga 4 juta rupiah dalam 10 hari. Ada lagi ibu-ibu yang bisa menghasilkan omset lebih dari 120 juta dalam satu pertemuan. Seorang bapak-bapak berusia lebih dari 50 tahun bisa melakukan gerakan chin up 16x non stop. Tahu kah anda betapa sulit nya hal-hal ini?


Lalu apa solusi nya?


Daren Hardy mengajarkan kita dalam buku nya The Compound Effect, untuk menuliskan goal besar kita. Goal yg hebat, goal yg bombastis, goal yang keren. Tapi setelah di tulis, simpan kertas nya, dan jangan lihat goal kita itu sering sering. Dengan kata lain, jangan lihat ke lantai 102 gedung "Empire State Building" anda. Tapi.... setiap hari nya, fokus naik 2-3 anak tangga, lalu stop. Mudah bukan. Besok nya, naik 1 anak tangga lebih dari hari sebelumnya. Mudah juga bukan? Kalau hari pertama naik 3 anak tangga, hari kedua naik 4 anak tangga, hari ke tiga naik 5 anak tangga. Mudah bukan? Setiap kita pasti bisa tambah naik 1 anak tangga lagi. Tidak membuat lelah, tidak membuat jantung berdebar, tidak membuat paha pegal. Apa itu anak tangga dalam hidup anda?


Arti anak tangga dalam ilustrasi diatas mungkin berbeda beda untuk setiap orang. Anak tangga itu bagi sebagian orang mungkin membaca buku 5 halaman per hari, bagi sebagian orang mungkin olah raga Tabata 8 menit setiap hari, atau mungkin tidur sebelum jam 11 malam, atau hubungi 10 calon customer per hari, mengajak istri/suami anda dating, bermain Lego dengan anak, dan sebagai nya. Hal-hal kecil ini tidak perlu bakat khusus, tidak perlu skill, tidak perlu latihan, dan orang paling bodoh saja bisa melakukan nya. Yang di butuhkan hanyalah membuat pilihan (choices) untuk melakukannya.


Apa yang kita semua harus lakukan untuk mencapai impian besar kita ternyata bukan lah hal-hal besar dan spektakuler. Yang kita harus lakukan justru hal-hal kecil, hal-hal sederhana, yang se akan akan tidak siknifikan. Tapi kalau terus kita lakukan dengan konsisten, dalam jangka waktu tertentu, akan memberikan hasil yang sangat luar biasa.

Lalu apakah kita review goal kita yg bombastis itu setiap hari? Melihat keatas dan hitung masih ada 1,574 anak tangga lagi?? OMG....Jangan! Hindari melihat keatas. Fokus lah pada daily habit anda. Terus lakukan hal-hal kecil dan sederhana yang anda harus lakukan, dan tambahkan sedikit demi sedikit apa yang anda lakukan setiap hari (tambah 1 anak tangga setiap hari).


Sir David Brailsford adalah pelatih legendaris team balap sepeda Inggris. Team balap sepeda Inggris mendominasi 3 olympic di 12 tahun terakhir ini. Mereka menang 4 dari 5 Tour de France. Apa rahasia nya? Rahasia nya adalah: “aggregation of marginal gains atau akumulasi peningkatan marginal, perbaikan dalam hal-hal kecil. David meningkatkan 1% dalam setiap hal. Peningkatan nya termasuk: bantal tidur yg benar, metode cuci tangan yang benar agar tidak ketularan sakit, dan hal-hal kecil lain nya yang seperti nya tidak ada manfaat nya. Tapi sejarah mencatat, mereka menang:

8 medali emas di Olympiade Beijing 2008

8 medali emas di London 2012

6 medali emas di Rio 2016


Lupakan kesempurnaan dalam pola makan anda, cara olah raga anda, pola pekerjaan anda, cara jualan anda, dan apapun yang anda lakukan. Lupakan perfection, tapi fokus lah pada progres dalam setiap hal setiap hari. Seperti lomba vertical sprint di Empire State Building, usaha anda membangun diri melakukan hal-hal kecil tidak akan mengundang tepuk tangan, tidak akan mengundang pujian, tidak ada yang notice progress yang anda buat. Tapi, waktu kita terus melakukan habit habit sukses berulang ulang, berulang ulang, berulang ulang, setiap hari dan anda akan menuai hasil nya di kemudian hari.


“Forget about perfection: focus on progression, and compound the improvement”.

Sir David Brailsfort


 
 
 

Comments


bottom of page