Post #8: 2 Bahaya Produk Antibakteri
- Ayen Boentoro
- Nov 29, 2018
- 4 min read
Updated: Nov 30, 2018

Waktu kita masuk ke supermarket dan minimarket mana saja, kita akan segera lihat berderet deret produk antibakteri. Dalam 5 tahun terakhir ini, produk antibakteri bertumbuh pesat, mulai dari sabun mandi antibakteri, sabun tangan, gel anti kuman, feminin wash, pembalut wanita, tissue basah, pembersih duduk toilet, sabun pencuci piring, pasta gigi dan berbagai produk konsumen sehari hari lain nya di bubuhi embel embel antibakteri.
Seperti nya masuk akal kita "perlu" anti bakteri. Bukan kah lingkungan sekitar kita di Indonesia ini kurang bersih dan ber potensi menyembabkan kita terjangkit berbagai infeksi, ya kan?
Anda pasti pernah menggunakan hand sanitizer. Hand sanitizer banyak beredar di pasaran dengan berbagai wewangian. Sekali tekan pompa nya, dan gosok di tangan, kita segera merasakan rasa dingin dari ethyl alcohol dan kita segera merasa lebih bersih dan glycerin nya seakan memberikan efek melembabkan. 1-2 tahun lalu, sempat ada trend anak-anak menggantungkan hand sanitizer di tas sekolah mereka dalam casing yang menarik. Hand sanitizer membuat kita merasa steril. Tapi apakah benar dan apakah perlu kita menggunakan produk-produk antibakteri?
Triclosan
Di awal September 2016, Food & Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengeluarkan pengumuman resmi melarang penggunaan 19 zat kimia antibakteri dalam produk konsumen. Bahan aktif antibakteri yang paling banyak di gunakan adalah Triclosan dan Triclocarban.
Daftar lengkap zat kimia yang di larang FDA adalah sebagai berikut:
Cloflucarban, Fluorosalan, Hexachlorophene, Hexylresorcinol, Iodine complex (ammonium ether sulfate and polyoxyethylene sorbitan monolaurate). Iodine complex (phosphate ester of alkylaryloxy polyethylene glycol), Nonylphenoxypoly (ethyleneoxy) ethanoliodine, Poloxamer-iodine complex, Povidone-iodine 5 to 10 percent, Undecoylium chloride iodine complex, Methylbenzethonium chloride, Phenol (greater than 1.5 percent), Phenol (less than 1.5 percent) 16, Secondary amyltricresols, Sodium oxychlorosene. Tribromsalan
Triclocarban
Triclosan
Triple dye
Dalam statement nya, FDA mengatakan bahwa penggunaan antibakteri memberikan lebih banyak resiko kesehatan daripada manfaatnya.
Lalu apa bahaya produk-produk antibakteri ini?
1. Mengacaukan hormon
Zat aktif dalam produk antibakteri di temukan menggangu fungsi kelenjar hormon di anak-anak dan orang dewasa. Triclosan dan Triclocarban menghambat kerja kelenjar endokrin penghasil testosteron, thyroid, dan estrogen. Terganggu nya kerja sex hormon ini akan mengakibatkan pubertas dini, kualitas sperma yang kurang baik, kurang subur, obesitas dan bahkan kanker. Penelitian juga menemukan efek samping zat-zat ini menyebabkan menurun nya fungsi otak dan memory, menambah parah alergi dan berkurang nya fungsi otot. Paparan zat-zat ini di masa kehamilan dan masa balita akan menyebabkan kerusakan permanent di pertumbuhan anak-anak.
2. Menyebabkan resitensi bakteri
Bahan-bahan antibakteri ini berkontribusi menghasilkan bakteri-bakteri yang resisten terhadap antibiotik atau yang dikenal dengan nama superbugs.
Kedua efek samping diatas mungkin berkontribusi pada sering nya kita terjangkit flu, radang tenggorokan, alergi dan berbagai gejala-gejala penyakit yang tidak specific.
Mungkin sebagian kita pernah berpikir tempat paling bersih di negara kita ini adalah rumah sakit. Seperti nya logis kita pikir demikian. Tapi ternyata, tempat yang kita pikir tempat paling bersih adalah rumah superbugs atau bakteri super yang tidak mempan antibiotik yang ada saat ini. Superbugs bahkan tidak mempan kombinasi 2-3 antibiotik. Kuman berbahaya ini bahkan bisa menyebabkan infeksi fatal dalam darah atau sepsis. Semua jenis bakteri bisa bermutasi menjadi superbugs.
FDA menyatakan bahwa mencuci tangan dengan produk antibakteri tidak lebih bersih dari kuman dibanding dengan hanya menggunakan sabun biasa dan air.
The Best Soap
Kita tidak membutuhkan antibakteri untuk bisa hidup sehat. Kita bahkan membutuhkan bakteri baik dalam tubuh kita mau pun di kulit kita. Tanpa bakteri, process pencernaan dalam tubuh kita tidak akan berjalan baik. Hidup steril bahkan menurunkan daya tahan natural tubuh kita. Ilmuwan menemukan jumlah bakteri dalam tubuh kita ternyata jauh lebih banyak dari jumlah sel di seluruh tubuh kita. Tapi memang tidak semua kuman bermanfaat bagi kita. Sebagian kuman adalah pathogen yang menyebabkan infeksi yang membahayakan.
Berikut adalah karakteristik sabun mandi (atau sabun tangan) yang ideal:
1. Bebas detergent atau mengandung sedkit saja detergent. Detergent dalam product pembersih tubuh yang umum di temukan adalah sodium lauryl sulfate (SLS). Anda bisa tahu product yang anda gunakan mengandung banyak detergent kalau busa yang di hasilkan banyak sekali. Sebagian pasta gigi menghasilkan begitu banyak busa sehingga dalam waktu singkat kita memulai menggosok gigi, busa nya seperti meluap keluar dari mulut kita. Itu salah satu tanda produk yang terlalu tinggi kadar detergent nya.
2. pH balance yang matching dengan tingkat keasaman kulit. Kulit kita ternyata sedikit asam (pH 5.5), sedangkan detergent bersifat basa (pH diatas 7). Waktu kita menggunakan produk pembersih yang terlalu alkaline (bersifat basa), kulit kita akan bereaksi untuk menurunkan tingkat pH dari alkaline (basa) menjadi acidic (asam). Reaksi kulit dalam menurunkan pH ini yang berpontensi menyebabkan gatal-gatal, ruam, jerawat atau bentuk iritasi lain nya.
Untuk mengetahui tingkat alkalinitas produk yang anda gunakan, anda bisa cek dengan kertas litmus, pH meter, atau pensil pH. Tapi cara paling sederhana adalah dengan menggunakan saja sabun nya dan perhatikan apa yang anda rasakan di kulit anda setelah anda bilas dengan air bersih. Kalau anda merasa seperti nya ada lapisan licin yang menempel di kulit yang sulit hilang walaupun sudah di bilas cukup lama, itu berarti sabun yang anda gunakan terlalu alkaline.
3. Mengandung humektan yang mengikat air agar menghidrasi kulit. Kulit kita butuh air (hidrasi) bukan minyak (lubrikasi). Untuk memiliki kulit yang lentur dan lembab, kita butuh menjaga kadar air dalam kulit kita, bukan kadar minyak. Jadi hindari produk-produk yang menggunakan bahan basis petroleum (turunan minyak bumi) untuk melembabkan kulit.
4. Lulus test Allergy-Dermatologist. Banyak komponen bahan kimia dalam produk konsumen yang bisa menyebabkan reaksi allergy. Cari product yang komponen kimia sintetik nya paling sedikit.
"Soap and water and common sense are the best disinfectants"
William Osler
Apakah anda punya usulan topic seputar Health, Wealth & Beauty yang anda ingin saya bahas dalam blog ini? Silahkan connect dengan saya di social media dan japri, atau DM saya.
留言