top of page
Search

Mengapa Anda Perlu Berbisnis

Updated: Mar 11, 2020



Ibu Lanny Sutiarto, salah satu mentor bisnis saya yang luar biasa. Ibu Lanny sukses membangun bisnisnya dari nol belasan tahun lalu, tanpa modal besar, tanpa pinjaman bank, tanpa venture capital, tanpa angel investor, tanpa kenal orang-orang hebat. Beliau menemukan kunci sukses membangun bisnis ada di business system.


Saya pribadi mengalami transformasi sejak saya mengaplikasikan apa yang ibu Lanny ajarkan di bisnisnya.


Saya adalah seorang istri dan ibu dari 4 orang anak. Besama suami, saya sudah banyak mengalami asam garam kehidupan finansial yang naik turun dalam keluarga saya. Saya sangat mengerti perasaan teman-teman wanita, istri dan ibu-ibu yang berjuang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Di awal pernikahan, kami pernah mengalami sisa uang di akun bank hanya tinggal beberapa puluh ribu rupiah saja. Kami tidak mampu mempekerjakan pembantu rumah tangga karena makan saja sulit, hanya terbatas kangkung dan tempe. Cicilan KPR hampir menghabiskan semua gaji kami berdua.

Berikut, sedikit "cuplikan" beberapa krisis yang kami pernah lalui selama 21 tahun menikah:


  • krisis keuangan Asia di 1998,

  • nilai rupiah anjlok dari 4,000 ke 15,000 per dollar Amerika dalam beberapa minggu saja,

  • bunga KPR naik hingga diatas 30%,

  • perusahaan suami di ujung tanduk kebangkrutan,

  • suami tidak di gaji 24 bulan lamanya,

  • gagal membangun bisnis beberapa kali,

  • anak menderita kanker darah yang membutuhkan biaya pengobatan luar biasa besar nya selama ber bulan bulan.

  • ibu saya tiba-tiba stroke dan harus di rawat di rumah saya

Dan masih banyak lagi pengalaman-pengalaman sulit lain nya. Tapi.... saya belajar banyak sekali dari pengalaman itu. Dan pelajaran paling berharga yang saya dapatkan adalah....saya sebagai istri, harus punya penghasilan dari berbisnis. Kenapa harus berbisnis dan tidak jadi karyawan? Tidak ada yang salah menjadi karyawan. Tapi saya punya alasan-alasan sendiri mengapa saya memilih berbisnis:

  • Di bisnis saya tidak bisa di pecat.

  • Tidak ada boss yang mengatur saya.

  • Hanya lewat bisnis, income saya bisa di lipat gandakan. Kalau jadi karyawan, saya hanya bisa menunggu kenaikan gaji 1x setahun yang tidak jauh dari inflasi.

  • Berbisnis membuat wawasan saya menjadi lebih luas.

  • Saya bisa punya banyak teman di luar kota, luar pulau, dan bahkan di luar negeri. Saya bisa punya kebebasan membagi waktu antara mata pencarian dan keluarga.

  • Saya tidak butuh memohon cuti untuk mengambil rapor anak atau menonton pertunjukan seni atau perlombaan anak-anak saya.

Sangatlah penting bagi wanita untuk mengambil peran aktif dalam hal keuangan terlepas dari apa status teman-teman saat ini: single, menikah, cerai dan janda. Mengapa hal ini penting? Dari pengalaman saya di 5 tahun terakhir membangun bisnis, saya sering bertemu dengan wanita-wanita yang hidup nya jauh dari fulfilment, tertekan, tidak bahagia, tidak bebas, dan banyak penyesalan. Dan waktu saya kenal mereka lebih dekat, saya banyak mendengar cerita certia kehidupan mereka yang sulit, menyedihkan, dan bahkan tragis itu ternyata di picu oleh tekanan ekonomi.

Wanita adalah mahluk yang luar biasa. Selain mampu melahirkan dan menyusui, kita adalah mahluk penuh cinta yang tahan banting, sangat bertanggung jawab dalam membesarkan anak-anak, dan mau melakukan apa saja untuk kelangsungan kehidupan keluarga. Benar kan? Namun kondisi pernikahan dan tekanan ekonomi seringkali mengubur potensi besar yang ada dalam kita. Kreatifitas dan skill kita tidak digunakan untuk hal-hal yang produktif secara finansial.

Dari banyak cara ikut berperan aktif dalam membangun keluarga, salah satu hal paling baik yang wanita, istri, ibu bisa lakukan adalah dengan memiliki income dari bisnis part time.


Saya menemukan 6 alasan utama mengapa wanita perlu punya bisnis sendiri. Kalau anda ingin tahu apa saja alasannya, download eBook karangan saya berjudul "6 Alasan Mengapa Wanita Perlu Berbisnis", GRATIS di sini.


"For things to change, you have to change. For things to get better, you have to get better."

Jim Rohn.

 
 
 

Comments


bottom of page